SELAMAT DATANG DI BLOG MAHASISWA PSIK UNHAS

Sabtu, 06 Juni 2009

MIOKARD INFARK

PENGERTIAN

Miokard infark adalah kematian otot jantung yang diakibatkan oleh kekurangan aliran darah atau oksigen. Penyebabnya adalah penyempitan atau sumbatan pembuluh darah koroner.

PATHOFISIOLOGI

ISKEMIA

Kebutuhan akan oksigen yang melebihi kapasitas suplei oksigen oleh pembuluh darah yang terserang penyakit menyebabkan iskemia miokardium lokal. Pada iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan, dan menekan fungsi miokardium sehingga akan mengubah metabolisme yang bersifat aerob menjadi metabolisme anaerob.Pembentukan fosfat berenergi tinggi akan menurun.Hasil akhir metabolisme anaerob yaitu asam laktat akan tertimbun sehingga pH sel menurun.

INFARK

Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 - 45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler yang irreversibel dan kematian otot atau nekrosis.Bagian miokardium yang mengalami infark akan berhenti berkontraksi secara permanen. Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh daerah iskemia.

Infark miokardium biasanya menyerang ventrikel kiri, infark transmural mengenai seluruh tebal dinding miokard, sedangkan infark subendokardial nekrosisnya hanya terjadi pada bagian dalam dinding ventrikel. Letak infark berkaitan dengan penyakit pada daerah tertentu dalam sirkulasi koroner, misalnya infark anterior dinding anterior disebabkan karena lesi pada ramus desendens anterior arteria koronaria sinistra, infark dinding inferior biasanya disebsbkan oleh lesi pada arteria coronaria kanan.

GEJALA KLINIS

Nyeri dada restrofernal seperti diremas-remas atau tertekan.

· Nyeri dapat menjalar ke langan (umumnya ke kiri), bauhu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pektoris biasa dan tak responsif terhadap nitrogliserin.

Bunyi jantung kedua yang pecah paradoksal, irama gallop.

· Krepitasi basal merupakan tanda bendungan paru-paru.

· Takikardi Sesak napas

· Kulit yang pucat Pingsan

· Hipotensi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

· Elektrokardiografi (EKG) : Adanya gelombang patologik disertai peninggian segmen ST yang konveks dan diikuti gelombang T yang negatif dan simetrik. Yang terpenting ialah kelainan Q yaitu menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari 1/4).

· Laboratorium :

1. Creatin fosfakinase (CPK) .

2. SGOT (Serum Glutamic Oxalotransaminase Test)

3. LDH (Lactic De-hydroginase).

TINDAKAN PENGOBATAN

· Nitrogliserin

· Propranol

· Digitalis

· Diuretik

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian.

a. Kualitas Chest Pain : berdentum-dentum, tertikam, rasa menyesakkan nafas atau seperti tertindi barang berat.

b. Lokasi dan radiasi : retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke lengan kiri bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.

c. Faktor pencetus : mungkin terjadi saat istirahat atau selama kegiatan.

d. Lamanya dan factor-faktor yang meringankan : berlangsung lama, berakhir lebih dari 30 menit, tidak menurun dengan istirahat, perubahan posisi ataupun minum Nitrogliserin.

e. Tanda dan gejala : Cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan keringatan, dispnea, pening, tanda-tanda respon vasomotor meliputi : mual, muntah, pingsan, kulit dinghin dan lembab, cekukan dan stress gastrointestinal, suhu menurun.

f. Pemeriksaan fisik : mungkin tidak ada tanda kecuali dalam tanda-tanda gagalnya ventrikel atau kardiogenik shok terjadi.

g. Parameter Hemodinamik : penurunan PAP, PCNP, SVR, CO/CI.

h. RV Infraction : peningkatan RAP, SVR, penurunan PAP, PCWP, CO/CI.

2. Diagnosa Keperawatan.

a. Pain sehubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 dengan tuntutan kebutuhan miokard.

b. CO menurun sehubungan dengan factor-faktor elektrik (disritmia), penurunan kontraksi miokard, kelainan struktur (disfungsi muskulus papilari dan ruptur septum ventrikel.

c. Kecemasan meningkat sehubungan dengan perasaan atau nyata-nyata keutuhan tubuh terancam.

3. Perencanaan.

Tujuan :

1. Pasien akan mengungkapkan nyeri berkurang.

2. Pasien akan mendemonstrasikan keadaan jantung yang stabil atau baik.

3. Paien akan mendemonstrasikan kecemasannya berkurang.

Diagnosa Keperawatan 1

a. Kaji orisinal pain : lokasi, lamanya, radiasi, terjadinya gejala baru.

Rasional : Episode yang lama dari Myokardial Ischemia dihubungkan dengan akut MI. Pada pasien dengan MI, pain yang berlangsung terus memberi infark yang luas.

b. Kaji dan menggambarkan angina dan kegiatan – kegiatan sebelumnya yang menyebabkan pain.

Rasional : Menentukan factor prncetus.

c. Buat 12 lead ECG selama anginal pain episode.

Rasional : Untuk mendokumentasikan tanda – tanda iskami vs infrak. Menentukan luasnya infark.

d. Kaji tanda – tanda hipoxemia : beri terapi O2 jika perlu.

Rasional : Hipoxemia mungkin akibat dari ventilasi pervusi yang abnormal. Bila tidak ada hipoxemia, memberi tambahan o2 meningkat untuk melayani myocardium.

e. Beri obat sesuai petunjuk : Netrates (short acting)., IV nitorglycerin. Morphin sulfate 4 – 6 mg IV. Kaji dan catat respon.

Rasional : Nitrates mengurangi pain lewat venoarterial dilatrasi. Morphine mengurangi sakit dengan mengurangi respon otonom (saraf).

f. Memepertahankan istirahat untuk 24 – 30 jam selama episode sakit.

Rasional : Menghemat konsumsi O2 myocard.

g. Periksa BP, pulse pernapasan selama episode sakit dan setelah minum obat.

Rasional : Monitor tanda – tanda hipotensi, yang mungkin menggambarkan hipoperfusi atau side efek nitrates.

Diagnosa Keperawatan 2

1. Kaji dan lapor tanda penurunan CO.

Rasional : Kejadian mortality dan morbidity sehubungan dengan MI yang lebih dari 24 jam pertama.

2. Monitor dan catat ECG secara continue untuk mengkaji rate, ritme dan setiap perubahan per 2 atau 4 jam atau jika perlu. Buat ECG 12 lead.

Rasional : Ventrikal vibrilasi sebab utama kematian akibat MI akut terjadi dalm 4 – 12 jam I dari terjadinya serangan. ECG 12 lead mengidentufikasi lokasi MI.

3. Kaji dan monitor tanda vital dan parameter hemodinamik per 1 – 2 jam atau indikasi karena keadan klinik.

Rasional : Mendeteksi terjadinya disfungsi myocard karena komplikasi.

4. Mempertahankan bed rest dengan kepala tempat tidur elevasi 300 selama 24 – 48 jam pertama.

Rasional : Untuk mengurangi tuntutan kebutuhan 02 myocard.

5. Mulai pasang IV line.

Rasional : Siap membantu pengaturan pemmberian obat – obat IV.

6. Memberi obat – obatan arythemia, nitrat. Beta blocker.

Rasional : Mengurangi luasnya infrak dengan perfusi kembali otot – otot jantung yang iskhemia.

Diagnosa Keperawatan 3

1. Kaji tanda – tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan.

Rasional : Level kecemasan berkembang ke panik yang merangsang respon simpatik dengan melepaskan katekolamin. Yang mengkontribusikan peningkatan kebutuhan O2 myocard.

2. Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat. Memberi obat – obatan yang sedatif sesuai pesanan.

Rasional : Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.

3. Temani pasien selama periode kecemasan tinggi beri kekuatan, gunakan suara tenang.

Rasional : Pengertian yang empati merupakan pengobatan dan mungkin meningkatkan kemampuan copyng pasien.

4. Berikan penjelasan yang singkat dan jelas untuk semua prosedur dan pengobatan.

Rasional : Memberi informasi sebelum prosedur dan pengobatan meningkatkan komtrol diri dan ketidak pastian.

5. Ijinkan anggota keluarga membantu pasien, bila mungkin rujuk ke penasihat spiritual

Rasional : Penggunaan support system pasien dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kelengangan.

6. Mendorong pasien mengekspresikan perasaan perasaan, mengijinkan pasien menangis.

Rasional : Menerima ekspresi perasaan membantu kemampuan pasien untuk mengatasi ketidak tentuan pasien dan ketergantungannya.

7. Mulai teknik relaksasi contoh : nafas dalam, visual imergery, musik – musik yang lembut.

Rasional : Untuk mengalihkan pasien dari peristiwa – peristiwa yang baru saja terjadi.

Implementasi

Setelah diagnosa infark miokardium dipastikan maka tindakan segera adalah sebagai berikut

1. Menghilangkan rasa sakit

Morpin sulfat : 2,5 mg - 10 mg

Pethidin : 25 mg - 50 mg

2. Memasang monitoring EKG

3. Memasang intervenous line

4. Pemberian oksigen ditentukan oleh keadaan klinis pasien. Nasal kanula diberikan 2-4 liter/menit.

5. Penilaian status klinis

· Tanda-tanda vital.

· Kulit, perifer

· Rales atau Crepitations

.

· Gallop. S3 terdengar pada kegagalan jantung.

· Vena jugularis.

· Perubahan mental


DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Cannobio M. Mary “ Cardiovaskuler Disorders “ CV. Mosby Company, 1990

2. Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, EGC Penerbitan Buku Kedokteran, Jakarta, 1987.

3. Price Sylvia Anderson; Wilson Mc. Carty, Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1993.

4. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Press, Jakarta, 1991.

5. -------, Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik, Rumah Sakit Jantung “Harapan Kita”, Jakarta, 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar